Al-Qura’n turun melalui Jibril as kepada Nabi saw bukan dengan
tulisan tapi dengan lisan. Bahkan ayat pertama yang turun kepada beliau
bukan “Uktub” atau “Tulislah” tapi ayat pertama turun berbunyi “Iqra’”
artinya “Bacalah”. Dari salah satu mu’jizat Nabi saw yang terbesar
adalah bahwa beliau itu buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis.
Tapi kenapa wahyu yang turun kepada beliau dari Allah baik melalui
Jibril atau langsung bisa diterimanya?
Karena ingatan dan hapalan Nabi saw super hebat, luar biasa tidak bisa disamakan dengan ingatan dan hapalan orang orang biasa. Maka semua wahyu yang dibacakan Jibril as yang turun dari Allah kepada beliau bisa langsung melekat di ingitan Nabi saw tidak bisa terlepas lagi.
Karena ingatan dan hapalan Nabi saw super hebat, luar biasa tidak bisa disamakan dengan ingatan dan hapalan orang orang biasa. Maka semua wahyu yang dibacakan Jibril as yang turun dari Allah kepada beliau bisa langsung melekat di ingitan Nabi saw tidak bisa terlepas lagi.
Jelasnya, kalau ada orang
mengatakan bahwa Nabi saw itu pintar menulis berarti dia tidak
mengetahui sejarah Nabi saw atau berarti dia telah melecehkan Islam.
Orang pintar pada masa Nabi saw bukan orang yang pandai menulis tapi
yang hebat pada zaman itu adalah orang yang hapalannya kuat. Kalau
begitu menulis bukanlah budaya orang Arab. Orang Arab di masa itu
merasa malu jika diketahui ia pandai menulis. Karena mereka
mengandalkan diri mereka kepada hapalan. Orang yang pandai menulis
berarti hapalannya tidak kuat.
Tapi Islam adalah agama terbuka dan
bisa menerima budaya. Contohnya setalah wafatnya Nabi saw, para
sahabat mulai mengumpulkan Al-Qur’an dari penghapal penghapal agar
mu’jizat Nabi itu tidak putus dan habis sepeninggalan mereka atau
sehabis para penghapal itu wafat. Maka terbentuklah “lajnah” untuk
mengumpulkan Al-Qur’an dan ini tentu memerlukan waktu dan tenaga luar
biasa. Setelah terkumpul mulailah mereka menulis demi untuk menjaga
keselamatan Al-Qur’an dari tangan tangan kotor dan memeliharanya agar
tetap bersih, murni dan terjaga “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” al-Hijr 9.
Begitu
pula hadist hadist Nabi saw yang diriwayatkan atau disampaikan dengan
lisan memiliki kedudukan yang lebih kuat daripada riwayat yang
disampaikan dengan tulisan. Walaupun demikian, Islam adalah agama
terbuka dan menerima budaya yang datang dari luar, atau menerima cara
orang lain selama budaya dan cara mereka itu baik tidak keluar dari rel
rel syariat Allah. Contohnya adalah pengumpulan Al-Quran dan
hadist-hadist Nabi saw, pembuatan surat surat Nabi saw yang dikirim
kepada raja raja dan penguasa penguasa dunia setelah Islam mulai kuat di
Madinah dan mulai berkembang luas ke seluruh penjuru.
Banyak
budaya dan cara orang lain masuk ke dunia Islam dan diterima semasih
budaya dan cara itu bisa diterima kebenaranya. Contohnya setelah
Rasulallah saw membuat surat surat kepada raja raja dan penguasa
penguasa dunia mengajak mereka masuk ke agama Islam, salah seorang
sahabat mengatakan bahwa orang-orang kafir tersebut tidak mau menerima
surat surat tanpa distempel lebih dahulu, maka Nabi saw memerintahkan
para sahabat untuk membuatkan baginya stempel. Kemudian dibuatlah
stempel berupa cincin yang berukiran kalimat “Muhammad Rasulullah“.
Stempel ini dikenakan Nabi saw di tangan kanan beliau sampai beliau
wafat.
Semua
surat surat Nabi saw yang dikirim kepada raja dan penguasa dunia
disambut dengan baik dan sangat dihargai sekali oleh mereka kecuali
surat beliau yang dikirim kepada Kisra atau Khosrau II (Penguasa
Persia). setibanya surat beliau dan sehabis dibaca surat beliau dirobek
robek oleh Khosrau. Rasulallah berdoa: “Ya Allah robek robeklah
kerajaannya”.
Kalau kita membaca isi surat surat Nabi saw yang
dikirim untuk penguasa penguasa dunia kita bisa lihat dengan jelas
bahwa Rasulallah saw adalah seseorang yang ahli berdeplomasi dan sangat
pintar bersiasat. Kita bisa lihat bahwa beliau sangat menghargai dan
memuliakan kedudukan mereka sebagai penguasa dunia.
Di bawah ini terlampir 4 surat Nabi saw:
Surat Nabi saw untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia):
Isi surat:
Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia
(Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang
tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi
bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan
kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan
terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh
dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya.
Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan
menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti
petunjuk.
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari
Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung. Salam
bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya
aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka
kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan
pahalah bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan
menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.
Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
Al-Imron 64
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari
Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung. Salam
bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya,
dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu
hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah
sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku
memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya
pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama
Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan
menanggung dosa orang orang Majusi.
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari
Muhammad bin Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir
yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada
itu, aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka
kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali. Jika
kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa penduduk Mesir.“.
Setelah
al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, ia membalas surat beliau dan
memberikam kepada beliau dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak
belian bernama Maria binti Syamu’n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi
saw dan menjadi istri beliau, darinya Rasulallah saw mendapatkan
seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini
diambil dari nama kakek beliau Nabi Ibrahim as. Dan budak kedua adiknya
sendiri Sirin binti Syamu’n Al-Qibthiyyah yang dikimpoii Hassan bin
stabit ra, sastrawan unggul pada zaman Nabi saw. Hadiah kedua berupa
kuda untuk tunggangan beliau.
sumber : http://www.beritaunik.net/unik-aneh/kumpulan-surat-dan-stempel-nabi-muhammad-s-a-w.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar