Pesawat Malaysia Airlines nomor
penerbangan MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014 lalu dikonfirmasi oleh Perdana
Menteri Malaysia terbang ke arah barat setelah hilang dari pantauan radar
sipil.
Pilihan pesawat diterbangkan
dengan cara menghindari radar dan memilih ke arah barat tentunya memiliki
alasan. Alasan itulah yang kini menjadi perbincangan seru yang memunculkan
teori-teori.
Salah satu teori menyebut bahwa
MH370 terbang ke barat menuju waypoint IGREX untuk "menjemput"
pesawat Singapore Airlines nomor penerbangan SQ068 rute Singapura-Barcelona.
Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh bloger dan pengamat penerbangan, Keith Ledgerwood. Setelah
melakukan analisis, ia mendapatkan fakta kedua pesawat tersebut memiliki timing
yang sama, seperti yang ia tulis dalam blognya.
Keith bisa menyebut MH370
bersembunyi di balik pesawat Singapore Airlines setelah ia membandingkan waktu
yang dibutuhkan MH370 untuk mencapai waypoint GIVAL, dan jejak rute penerbangan
SQ068 yang juga menggunakan tipe pesawat yang sama, B7777, pada waktu yang
sama.
Hasilnya, kedua pesawat tersebut
bisa bertemu di satu titik, seperti terlihat dari gambar di bawah ini.
Flightradar24.com
Rute MH370 dan SQ068 yang
berdekatan
Ledgerwood menganalisis, setelah
bertemu di titik tersebut, MH370 terbang di bawah pesawat Singapore Airlines
dengan beda jarak 500 kaki (angka ganjil-standar ketinggian pesawat yang
terbang ke barat).
Terbang dengan beda ketinggian
sekitar 500 kaki (kurang lebih 150 meter) dalam satu titik, diakui oleh salah
seorang pembaca blog Ledgerwood, memang akan memunculkan satu titik yang sama
di layar radar.
Yang menjadi pertanyaan, untuk
apa MH370 terbang sejajar dengan pesawat maskapai Singapura tersebut?
Menurut Ledgerword, MH370 sengaja
mengikuti rute SQ068 untuk bersembunyi dari pantauan radar. Begitu sampai di
area di mana pantauan radar sipil yang lemah, baru MH370 kemudian memisahkan
diri dari SQ068 dan mendarat di bandara tujuannya.
Kok SQ068 tidak sadar diikuti
MH370?
Jika benar teori itu terjadi,
bagaimana cara kehadiran MH370 tidak diketahui oleh SQ068?
Pesawat-pesawat jet modern saat
ini dilengkapi dengan perangkat keselamatan yang bernama traffic coallision and
avoiding system (TCAS). Perangkat tersebut dibuat untuk mendeteksi keberadaan
pesawat lain di sekitarnya, dan memberi peringatan agar tidak terjadi tabrakan
di udara.
Namun, dengan radar transponder
yang dimatikan, pesawat lain tidak bisa mendeteksi keberadaan MH370 di
dekatnya. Sementara, MH370 juga tidak bisa menerima sinyal TCAS yang
dipancarkan pesawat lain. Namun, MH370 masih bisa mendengarkan perintah ATC
jika pilot yang menerbangkannya memantau frekuensi radio yang sama.
Meski walau tanpa TCAS, MH370
juga bisa saja mendapatkan posisi SQ068 dari perangkat gadget, seperti
smartphone atau tablet. Saat ini banyak aplikasi di iOS dan Android yang bisa
melacak lalu lalang pesawat di udara, seperti Flightradar24 atau Foreflight.
Perangkat iOS dan Android
tersebut menggunakan layanan aplikasi yang bisa menerima sinyal automatic dependent surveillance-broadcast
(ADS-B) yang dipancarkan pesawat.
ADS-B me-relay posisi GPS dalam pesawat bersama
dengan informasi lainnya, seperti ketinggian jelajah dan kecepatan, lalu
diterima oleh receiver yang terhubung dengan layanan aplikasi tersebut.
Namun, meski secara teoretis bisa
dilakukan, dalam praktiknya, teori tersebut diragukan oleh sejumlah ahli. Salah
satunya, Todd Curtis, mantan insinyur Boeing dan pendiri AirSafe.com. Seperti
dikutip KompasTekno dari Mashable, Rabu(19/3/2014), menurutnya, jika prosedur
seperti itu pernah dilakukan sebelumnya dan terbukti sukses, baru ia akan
percaya. sourse
Tidak ada komentar:
Posting Komentar